Minggu, 30 Oktober 2011

paguyuban pasundan

PAGUYUBAN PASUNDAN

 

Paguyuban Pasundan (ejaan aslinya Pagoejoeban Pasoendan) adalah organisasi budaya Sunda yang berdiri sejak tanggal 20 Juli 1913, sehingga menjadi salah satu organisasi tertua yang masih eksis sampai saat ini. Selama keberadaannya, organisasi ini telah bergerak dalam bidang pendidikan,sosial-budaya, politik, ekonomi, kepemudaan, dan pemberdayaan perempuan. Paguyuban ini berupaya untuk melestarikan budaya Sunda dengan melibatkan bukan hanya orang Sunda tapi semua yang mempunyai kepedulian terhadap budaya Sunda.

 

Awal Berdiri

Secara tidak langsung, kelahiran Paguyuban Pasundan dipengaruhi oleh pendirian Budi Utomo pada hari Rabu tanggal 20 Mei 1908, yang dianggap sebagai tonggak awal kebangkitan bangsaIndonesia menggapai kemerdekaan. Pada awalnya, cukup banyak orang Sunda yang bergabung. Cabang-cabang Budi Utomo juga banyak bermunculan di Jawa Barat, seperti di Bandung dan Bogor. Namun beberapa tahun kemudian, keanggotaan orang Sunda dalam Budi Utomo menurun drastis. Hal ini disebabkan karena menurut mereka, dari segi sosial-budaya, organisasi tersebut hanya memuaskan penduduk Jawa Tengah dan Jawa Timur saja.
Atas inisiatif siswa-siswa Sunda di STOVIA (School Tot Opleiding voor Indlandsche Artsen) – sekolah kedokteran zaman Belanda di Batavia (Jakarta), diupayakan pembuatan organisasi untuk orang-orang Sunda. Selanjutnya, para siswa yang berusia sekitar 22 tahun itu, berkunjung ke rumah Daeng Kandoeroean Ardiwinata, yang saat itu sudah dianggap sebagai sesepuh orang Sunda. Dalam kunjungan tersebut, dinyatakan maksud pendirian perkumpulan orang Sunda sekaligus meminta D. K. Ardiwinata untuk menjadi ketua organisasi.
Setelah D. K. Ardiwinata menyanggupi, maka di rumahnya di Gang Paseban, Salemba, Jakarta, pada hari Minggu tanggal 20 Juli 1913 diadakan rapat untuk pendirian perkumpulan. Dalam rapat itu disepakati pendirian organisasi yang kemudian dinamai “Pagoejoeban Pasoendan”. Saat itu ditetapkan D. K. Ardiwinata sebagai penasehat dan Dajat Hidajat (siswa STOVIA) sebagai ketua.
Pada tanggal 22 September 1914, pengurus paguyuban meminta izin kepada pemerintah untuk dapat melakukan kegiatannya secara sah. Dengan surat keputusan nomor 46 tanggal 9 Desember 1914, izin tersebut diberikan. Selanjutnya, sampai tahun 1918, organisasi ini lebih sebagai perkumpulan sosial-budaya.

 

Sumber: wikipedia.com


paguyuban pasundan

PAGUYUBAN PASUNDAN

 

Paguyuban Pasundan (ejaan aslinya Pagoejoeban Pasoendan) adalah organisasi budaya Sunda yang berdiri sejak tanggal 20 Juli 1913, sehingga menjadi salah satu organisasi tertua yang masih eksis sampai saat ini. Selama keberadaannya, organisasi ini telah bergerak dalam bidang pendidikan,sosial-budaya, politik, ekonomi, kepemudaan, dan pemberdayaan perempuan. Paguyuban ini berupaya untuk melestarikan budaya Sunda dengan melibatkan bukan hanya orang Sunda tapi semua yang mempunyai kepedulian terhadap budaya Sunda.

 

Awal Berdiri

Secara tidak langsung, kelahiran Paguyuban Pasundan dipengaruhi oleh pendirian Budi Utomo pada hari Rabu tanggal 20 Mei 1908, yang dianggap sebagai tonggak awal kebangkitan bangsaIndonesia menggapai kemerdekaan. Pada awalnya, cukup banyak orang Sunda yang bergabung. Cabang-cabang Budi Utomo juga banyak bermunculan di Jawa Barat, seperti di Bandung dan Bogor. Namun beberapa tahun kemudian, keanggotaan orang Sunda dalam Budi Utomo menurun drastis. Hal ini disebabkan karena menurut mereka, dari segi sosial-budaya, organisasi tersebut hanya memuaskan penduduk Jawa Tengah dan Jawa Timur saja.
Atas inisiatif siswa-siswa Sunda di STOVIA (School Tot Opleiding voor Indlandsche Artsen) – sekolah kedokteran zaman Belanda di Batavia (Jakarta), diupayakan pembuatan organisasi untuk orang-orang Sunda. Selanjutnya, para siswa yang berusia sekitar 22 tahun itu, berkunjung ke rumah Daeng Kandoeroean Ardiwinata, yang saat itu sudah dianggap sebagai sesepuh orang Sunda. Dalam kunjungan tersebut, dinyatakan maksud pendirian perkumpulan orang Sunda sekaligus meminta D. K. Ardiwinata untuk menjadi ketua organisasi.
Setelah D. K. Ardiwinata menyanggupi, maka di rumahnya di Gang Paseban, Salemba, Jakarta, pada hari Minggu tanggal 20 Juli 1913 diadakan rapat untuk pendirian perkumpulan. Dalam rapat itu disepakati pendirian organisasi yang kemudian dinamai “Pagoejoeban Pasoendan”. Saat itu ditetapkan D. K. Ardiwinata sebagai penasehat dan Dajat Hidajat (siswa STOVIA) sebagai ketua.
Pada tanggal 22 September 1914, pengurus paguyuban meminta izin kepada pemerintah untuk dapat melakukan kegiatannya secara sah. Dengan surat keputusan nomor 46 tanggal 9 Desember 1914, izin tersebut diberikan. Selanjutnya, sampai tahun 1918, organisasi ini lebih sebagai perkumpulan sosial-budaya.

 

Sumber: wikipedia.com


makna lagu cinta

Saat Bahagia
Ungu feat. Andien
saat bahagiaku duduk berdua denganmu
hanyalah bersamamu hmmm
mungkin aku terlanjur
tak sanggup jauh dari dirimu
ku ingin engkau selalu

tuk jadi milikku
ku ingin engkau mampu
ku ingin engkau selalu bisa
temani diriku sampai akhir hayatmu
meskipun itu hanya terucap
dari mulutmu oooh dari dirimu
yang terlanjur mampu bahagiakan aku
hingga ujung waktu selalu
seribu jalan pun ku nanti
bila berdua dengan dirimu melangkah bersamamu
ku yakin tak ada satu pun
yang mampu merubah rasaku untukmu
ku ingin engkau selalu
tuk jadi milikku
ku ingin engkau mampu
ku ingin engkau selalu bisa
temani diriku sampai akhir hayatmu
meskipun itu hanya terucap
dari mulutmu oooh dari dirimu
yang terlanjur mampu bahagiakan aku
hingga ujung waktu selalu
mungkin aku terlanjur
tak sanggup jauh dari dirimu
ku ingin engkau selalu
jadikan aku
ku ingin engkau mampu
ku ingin engkau selalu bisa
temani diriku sampai akhir hayatmu
meskipun itu hanya terucap
dari mulutmu oooh dari dirimu
yang terlanjur mampu bahagiakan aku
hingga ujung waktu selalu
makna dari lagu Saat Bahagia:
       jadi, lagu tersebut menggambarkan kebahagiaan seseorang jika berada di samping orang yang dia cintai. Seseorang tersebut ingin sekali merajut cinta bersama orang yang dia cintai dan berharap sang pujaan hati pun bisa menerimanya dan hubungan mereka bisa awet sampai akhir hayat mereka.
Orang tersebut akan merasa kehilangan sang pujaan jika sang pujaan hati berada jauh darinya. Orang tersebut ingin selalu bersama sang pujaan agar bisa selalu merasakan kebahagiaan. Orang tersebut juga yakin bahwa tidak ada satu orang pun yang sanggup merubah perasaannya terhadap sang pujaan hati dan ingin selalu bisa bersama dia sampai ujung waktunya.

Minggu, 02 Oktober 2011

Pemenggalan Patung Wayang di Purwakarta

Beberapa waktu lalu para forum ulama Islam di purwakarta melakukan demonstrasi di luar kantor administrasi lokal. Mereka mendesak untuk menghancurkan patung bima, yang merupakan figur perwayangan jawa. Mereka menganggap bahwa patung itu bertentangan dengan identitas Islamik di kota tersebut. Mereka juga menganggap bahwa patung tersebut memberikan dampak negatif kepada masyarakat setempat karna akan menjadikan mereka percaya pada tahayul.
          Menghancurkan patung tersebut dianggap akan menghilangkan kepercayaan masyarakat dari keyakinan tahayul yang dianggap salah. Dari segi ekonomi, pembuatan patung tersebut dianggap membuang biaya banyak. Sedangkan dari segi hukum, pembuatan patung tersebut dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada masyarakat. Cara yang dianggap bisa menyelesaikan masalah ini adalah dengan mengganti patung yang merupakan figur perwayangan jawa tersebut dengan patung yang bernuansa Islamik agar tidak ada anggapan masyarakat pada keyakinan tahayul.
          Itu sedikit kutipan mengenai “Pemenggalan Patung Wayang di Purwakarta”. Dan sekarang saya di sini ingin berkomentar tentang wacana tersebut.
     Menurut saya, mendirikan patung wayang itu tidak ada salahnya, selain untuk peduli terhadap budaya bangsa sendiri juga untuk mengembangkan budaya kita agar masyarakat di negara ini tidak lupa terhadap budaya sendiri. Sudah banyak warisan budaya negara ini yang coba untuk diakui oleh bangsa lain karena anggapan negara lain, mereka bisa merawat itu semua makanya mereka ingin mempunyai hak atas semua itu.
     Selain itu, anggapan masyarakat dan forum Islam yang ingin mencopot atau menghancurkan patung tersebut karena takut masyarakatnya percaya terhadap tahayul itu salah menurut saya. Wayang tersebut adalah warisan nenek moyang kita terhadap kita semua yang masih bisa merasakan hidup. Kenapa mereka percaya kalau masih adanya wayang akan menjadikan masyarakatnya percaya terhadap tahayul? Menurut saya malah mereka yang percaya terhadap tahayul karena wayang yang merupakan warisan budaya negara ini saja dipermasalahkan. Seharusnya mereka bangga karena masih ada orang yang ingin mengembangkan budaya negara ini. Kalian bisa lihat sendiri “Asep Show” di acara televisi, selain wayang adalah warisan budaya, wayang juga bisa dijadikan hiburan. Oleh karena itu, sebaiknya kita mendukung upaya dari orang-orang yang ingin terus menghargai budaya negara ini, bukannya malah ditentang bahkan berniat untuk menghancurkan.